Jumat, 28 Maret 2014

Kebakaran Hutan Riau



Di bulan Februari 2014, telah terjadi kebakaran hutan di wilayah Riau. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah titik di Provinsi Riau mencapai RP 10 triliun sejak Januari hingga Maret 2014. Kebakaran ini terjadi di cagar biosfir hidup sejumlah hewan di lindungi seperti Harimau Sumatera, Gajah Sumatera, Tapir dan Beruang. Asap yang ditimbulkan dari kebakaran lahan mengakibatkan emisi Co2 yang semakin pekat sehingga berpengaruh terhadap meningkatnya temperatur bumi. Areal yang terbakar adalah kawasan konservasi seluas 2.398 ha yang terdiri atas 922,5 hektare Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil, 373 hektar Suaka Margasatwa Kerumutan, 80,5 hektar Taman Wisata Alam Sungai Dumai, 95 hektar Taman Nasional Tesso Nello, 9 hektar Cagar Alam Bukit Bungkuk dan 867,5 hektar Area Penggunaan non Kawasan Hutan. Akibat kebakaran, kawasan wilayah Sumatera Barat umumnya menerima dampak kabut asap dari provinsi tersebut. 19 kota/kabupaten di Sumatera Barat, kadar udara di 10 daerah dikategorikan tidak sehat. Daerah Pasaman Barat, tercacat 3.000 ribuan warga terkena inspeksi ISPA.
Kebakaran hutan ini diyakini karena adanya oknum tertentu yang membuat terjadinya kebakaran hutan di Riau. Kepala Humas dan Pusat Informasi Kemenhut, Sumarto mengatakan, hutan di Riau merupakan hutan dari gambut yang sulit terbakar sekalipun kemarau. Gambut hanya bisa terbakar dalam keadaan kering dan musim kemarau tidak membuat gambut kering. Menurut Sumarto kebakaran hutan ini sudah direncanakan oleh oknum tertentu. Di awali dengan pembakaran lahan.
Bagaimana caranya? oknum sadar bahwa gambut sangat sulit dibakar, maka dibuatlah kanal-kanal. Kanal-kanal tersebut terdapat sungai kecil yang fungsinya untuk mengeringkan gambut dari air. ''Masalahnya gambut itu selalu basah di akarnya, dan tugas dari sungai kecil itu supaya air di dalam akar gambut itu mengalir dan gambut jadi kering,'' kata Sumarto.
Jika sudah kering barulah dibakar untuk membuat lahan baru yang kosong. Tapi efeknya lainnya tidak diperkirakan. Api yang sudah masuk ke dalam akar gambur sangat sulit untuk dipadamkan. Sekalipun sudah dilakukan penyemperotan, namun api tetap membara di akarnya dan akan kembali terbakar jika terkena angin. Kebakaran hutan ini jelas sangat merugikan bagi masyarakat, bukan hanya penyakit yang mengancam, tetapi juga berdampak pada naiknya temperatur bumi.
 Sumber: